Instrumen Penelitian Adalah

Pengertian Instrumen Penelitian, Bentuk, dan Contohnya

Diposting pada

 Instrumen Penelitian Adalah

Instrumen penelitian mengacu pada berbagai metode di mana seorang peneliti memperoleh data dari responden untuk pekerjaan penelitiannya. Istilah data mengacu pada semua bentuk informasi yang peneliti peroleh dari subjek penelitian. Adedokun (2003: 57) menegaskan bahwa data mengacu pada “fakta, observasi atau fakta yang berkaitan dengan subjek penelitian“.

Ada berbagai jenis instrumen pengukuran yang dapat digunakan oleh peneliti, tergantung pada sifat penelitian yang dilakukan. Sebab pengumpulan data merupakan bagian penting dari setiap kegiatan penelitian. Hal tersebut karena; kesimpulan dari penelitian didasarkan pada apa yang diungkapkan oleh data. Pada dasarnya, data dapat diperoleh dari dua sumber utama; sumber primer dan sekunder.

Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan oleh peneliti melalui penggunaan kuesioner atau wawancara pribadi atau metode observasi; sedangkan dalam data sekunder, peneliti mengumpulkan informasi yang telah diperoleh dan diproses oleh departemen pemerintah atau berbagai lembaga lain. Peneliti membutuhkan instrumen untuk memperoleh data primer tersebut. Untuk memperjelas pemahaman kita tentang instrumen penelitian, artikel ini akan mengulas tentang pengertian instrumen penelitian, bentuk, dan contohnya.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dikembangkan oleh peneliti untuk mencapai tujuan yang dinyatakan ketika melakukan penelitian. Dengan kata lain, instrumen penelitian adalah alat yang dirancang yang membantu pengumpulan data untuk tujuan analisis.

Instrumen adalah istilah umum yang digunakan peneliti sebagai perangkat pengukuran (survei, tes, kuesioner, dan lain-lain). Untuk membantu membedakan antara instrumen dan instrumentasi, ingatlah bahwa instrumen adalah perangkat dan instrumentasi adalah rangkaian tindakan (proses pengembangan, pengujian, dan penggunaan perangkat).

Instrumen dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu instrumen yang diselesaikan oleh peneliti dan instrumen yang diselesaikan oleh objek yang diteliti. Peneliti memilih jenis instrumen atau instrumen apa yang akan digunakan berdasarkan pertanyaan penelitian.

Pemilihan instrume juga harus mempertimbangkan kegunaannya yang mengacu pada kemudahan instrumen untuk dapat dikelola, ditafsirkan oleh peserta, dan dinilai / ditafsirkan oleh peneliti. Contoh masalah kegunaan meliputi:

  • Siswa diminta untuk memberikan penilaian tentang pelajaran setelah kelas berakhir, tetapi hanya ada beberapa menit sebelum kelas berikutnya dimulai (masalah ini berkaitan dengan administrasi).
  • Siswa diminta untuk membuat daftar koreksi diri setelah kegiatan sekolah mereka, tetapi petunjuknya rumit dan uraian itemnya membingungkan (masalah ini berkaitan dengan interpretasi).
  • Guru ditanya tentang sikap mereka mengenai kebijakan sekolah, tetapi beberapa pertanyaan disampaikan dengan buruk sehingga menghasilkan tingkat penyelesaian yang rendah (masalah dengan penilaian/interpretasi).

Untuk menghindari kemungkinan timbulnya masalah tersebut alangkah baiknya menggunakan instrumen yang sudah ada, instrumen yang telah dikembangkan dan diuji berkali-kali.

Pengertian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat yang berguna untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian.

Instrumen penelitian yang baik adalah yang sudah memenuhi dua kriteria sebagai berikut :

  1. Valid, artinya suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Instrumen penelitian haruslah valid sehingga dapat dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
  2. Reliable, artinya konsistensi alat pengumpul data atau instrumen dalam mengukur apa saja yang diukur. Instrumen dikatakan reliable apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Pengertian Instrumen Penelitian Menurut Para Ahli

Adapun definisi instrumen menurut para ahli yaitu:

Suharsimi Arikunto (2010:265)

Instrumen pengumpulan data yaitu alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Ibnu Hadjar (1996:160)

Instrumen yaitu alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.

Sumadi Suryabrata (2008:52)

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis tersebut secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi berpendapat bahwa untuk atribut kognitif, perangsang yang digunakan adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsang yang digunakan adalah pernyataan.

Bentuk Instrumen Penelitian

Pada dasarnya menyusun instrumen adalah kegiatan menyusun alat evaluasi, karena mengevaluasi bertujuan untuk memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

Berkaitan dengan hal ini, terdapat dua macam alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi instrumen penelitian, yaitu tes dan non-tes.

Bentuk Instrumen Tes

Tes bisa berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Lembar instrumen tes berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Tiap-tiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur.

Terdapat beberapa macam tes berdasarkan pada sasaran dan objek yang diteliti, yaitu:

  1. Tes kepribadian atau personality test, yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang yang menyangkut konsep pribadi, kreativitas, disiplin, kemampuan, bakat khusus, dan sebagainya.
  2. Tes bakat atau aptitude test, yang digunakan untuk mengetahui bakat seseorang.
  3. Tes inteligensi atau intelligence test, yang dilakukan untuk memperkirakan tingkat intelektual seseorang.
  4. Tes sikap atau attitude test, yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap orang dalam menghadapi suatu kondisi.
  5. Tes minat atau measures of interest, yang ditujukan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
  6. Tes prestasi atau achievement test, yang digunakan untuk mengetahui pencapaian seseorang setelah ia mempelajari sesuatu.

Salah satu penggunaan instrumen tes adalah untuk mengevaluasi kemampuan hasil belajar siswa di sekolah dasar, dengan memperhatikan aspek-aspek mendasar seperti kemampuan dalam pengetahuan, sikap serta keterampilan yang dimiliki baik ketika siswa telah menyelesaikan salah satu materi tertentu atau seluruh materi yang telah dipelajari.

Bentuk Instrumen Non Tes

Adapun untuk bentuk daripada instrumen penelitian non tes, antara lain adalah sebagai berikut;

Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah instrumen yang umum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dari subjek penelitian. Kuisioner “pada dasarnya mencari pendapat individu dalam sampel atau populasi pada isu-isu yang secara langsung berkaitan dengan tujuan penelitian penelitian” (Aina, 2004: 348).

Kuesioner terdiri dari serangkaian pertanyaan terstruktur dan tidak terstruktur yang dirancang oleh peneliti untuk mendapatkan data dari responden. Peneliti harus berhati-hati dalam menggunakan kuesioner, karena kuesioner yang salah berarti penelitiannya juga akan salah. Oleh karena itu, kuesioner yang dirancang harus valid, dapat diandalkan dan tidak boleh palsu sehingga data yang dikumpulkan dapat memvalidasi penelitian.

Penggunaan instrumen berupa kuesioner memiliki banyak keuntungan termasuk keanoniman responden dijamin; memfasilitasi pengumpulan data dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat dan murah untuk dikelola.

Tapi kerugian utama dari metode ini adalah bahwa beberapa pertanyaan yang membingungkan dan menyesatkan tidak dapat diklarifikasi karena peneliti mungkin tidak ada di sana untuk menjelaskan pertanyaan, dan juga, kadang-kadang, pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin tidak mudah dipahami oleh individu yang buta huruf, dengan demikian, metode dibatasi hanya untuk responden yang berpendidikan.

Selain itu, karakteristik kuesioner yang baik menurut Popoola (2011) terdiri dari:

  • Pertanyaan seharusnya tidak ambigu. Ini menyiratkan bahwa hanya memiliki satu interpretasi.
  • Pertanyaan harus mudah dimengerti.
  • Pertanyaan harus mampu memiliki jawaban yang tepat.
  • Pertanyaan tidak boleh mengandung kata-kata yang tidak jelas.
  • Pertanyaan seharusnya tidak memerlukan perhitungan yang ketat.
  • Pertanyaan seharusnya tidak mengharuskan responden untuk memutuskan klasifikasi.
  • Pertanyaan tidak boleh dalam bentuk sedemikian rupa sehingga jawaban akan bias.
  • Kuesioner tidak boleh terlalu panjang.
  • Seharusnya tidak terlalu bertele-tele.
  • Kuesioner harus mencakup objek penyelidikan yang tepat.
Interview atau Wawancara

Wawancara adalah instrumen pengukuran atau dikenal sebagai kuesioner lisan. Ini melibatkan proses di mana seorang peneliti mengumpulkan informasi dari responden melalui interaksi verbal. Sebelumnya, seorang peneliti harus menyiapkan daftar pertanyaan terstruktur yang berkaitan dengan penelitian sebelum bertemu responden.

Peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden dan jawaban dicatat oleh peneliti. Bahan yang bisa digunakan selama periode wawancara termasuk tape recorder, kertas dan pena. Keuntungan utama dari metode ini adalah menghasilkan tingkat respons yang tinggi. Selain itu, cenderung menjadi mewakili seluruh populasi penelitian, dan kontak pribadi antara peneliti dan responden memungkinkan peneliti untuk menjelaskan pertanyaan membingungkan dan ambigu secara rinci (Aina, 2004; Popoola, 2011).

Namun, kerugiannya adalah termasuk bias pewawancara; jumlah data yang dapat dikumpulkan melalui metode ini biasanya terbatas dibandingkan dengan metode kuesioner. Wawancara dapat dilakukan secara pribadi atau melalui telepon atau melalui e-mail.

Observasi

Observasi adalah instrumen yang digunakan oleh peneliti di mana perilaku atau situasi individu diamati dan dicatat. Ada dua jenis observasi: observasi partisipan dan observasi non-partisipan. Dalam observasi partisipan, peneliti adalah anggota kelompok yang akan diamati. Di sini, hasil yang akurat dan tepat waktu akan diperoleh oleh peneliti tetapi memiliki masalah bias.

Di sisi lain, observasi non-partisipan adalah dalam hal ini peneliti bukanlah anggota kelompok yang akan diamati. Hasilnya lebih layak karena bebas dari bias tetapi memiliki masalah ketidakakuratan dan hasil yang lama.

Akinade & Owolabi (2009) menegaskan bahwa metode observasi adalah alat yang populer dalam penelitian terutama dalam ilmu perilaku dan sosial.  Observasi memerlukan keterampilan khusus untuk membuat dan menilai pengamatan perilaku dalam penelitian. Dalam melakukan pengamatan perilaku, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengembangkan kategori perilaku (coding scheme). Ini melibatkan identifikasi atribut spesifik yang akan memberi petunjuk kepada masalah yang dihadapi.

Dalam penelitian, perlu dilakukan observasi awal terhadap subjek yang akan diteliti dengan tujuan mengidentifikasi perilaku yang ditunjukkan oleh subjek; dan membuat  daftar lengkap perilaku yang teridentifikasi. Serta kategori perilaku yang juga dapat dikembangkan melalui pencarian literatur.

Hal tersebut akan memberikan kesempatan untuk menentukan apakah penelitian serupa sebelumnya telah dilakukan. Hasil dari penelitian serupa dapat diadopsi atau diadaptasi dalam penelitian ini ”(Akinade & Owolabi, 2009: 97).

Skala Bertingkat atau Rating Scale

Instrumen ini lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui pendapat responden secara lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. Skala bertingkat dapat diartikan sebagai suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Yang perlu diperhatikan ketika membuat skala bertingkat yaitu kehati-hatian dalam membuat skala, agar pernyataan yang diskalakan mudah diinterpretasi dan responden dapat memberikan jawaban secara jujur.

Peneliti harus bersikap wasapada terhadap ketidakjujuran jawaban dari responden. Bergman dan Siegel dalam Suharsimi (2002) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi ketidakjujuran jawaban responden diantaranya yaitu a) persahabatan, (b) kecepatan menerka, (c) cepat memutuskan, (d) jawaban kesan pertama, (e) penampilan instrumen, (f) prasangka, (g) halo effects, (h) kesalahan pengambilan rata-rata, dan (i) kemurahan hati.

Dokumentasi

Beberapa kajian yang menjelaskan tentang dokumentasi, antara lain adalah sebagai berikut;

  1. Dokumentasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan check-list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Perbedaan keduanya terletak pada intensitas gejala yang diteliti. Ketika menggunakan pedoman dokumentasi, peneliti cukup menuliskan tanda centang dalam kolom gejala, sedangkan ketika menggunakan check-list, peneliti memberikan tally pada setiap pemunculan gejala.

Pengembangan instrumen dokumentasi adalah untuk penelitian yang menggunakan pendekatan analisis isi. Selain itu diterapkan juga dalam penelitian untuk mencari bukti-bukti sejarah, landasan hukum, dan peraturan-peraturan yang pernah berlaku. Subjek penelitian dalam menggunakan instrumen ini dapat berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, bahkan benda-benda bersejarah seperti prasasti dan artefak.

Contoh Instrumen Penelitian

Berikut ini beberapa contoh instrumen penelitian yaitu sebagai berikut:

Contoh instrumen tes

Penilaian Afektif

No Nama Siswa

Aspek Penilaian

Jml Skor Nilai Ket
Kedisiplinan Ketekunan Inisiatif Kerja sama Tuntas Tugas
1
2

Contoh instrumen angket

(Angket Tertutup)

Apakah saudara pernah berkunjung ke perpustakaan kampus?

  1. Pernah
  2. Tidak pernah

Jika pernah, berapa kali saudara berkunjung dalam satu minggu?

  1. 1-3 kali
  2. 3-5 kali

Jenis koleksi apa yang paling sering saudara pinjam?

  1. Sastra dan seni
  2. Sains dan teknologi

Contoh instrumen wawancara

  1. Bagaimana pendapat saudara tentang aksesbilitas menuju objek wisata Pantai ini?
  2. Bagaimana pendapat saudara tentang kondisi kebersihan di objek wisata ini?
  3. Bagimana saran saudara untuk perbaikan fasilitas di objek wisata ini?

Contoh instrumen skala bertingkat

Kesukaan seseorang terhadap jenis kesenian tertentu:

Skala penilaian: 1 (sangat tidak suka); 2 (tidak suka); 3 (biasa); 4 (suka); 5 (sangat suka).

Contoh instrumen dokumentasi

Contoh dokumen yang dapat dijadikan sebagai sumber data diantaranya yaitu dapat berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, biografi, peraturan, cerita sejarah, dan lain-lain; gambar misalnya foto, sketsa, dan lain-lain; karya monumental (karya seni) misalnya  patung, film, dan lain-lain.

Demikian kesimpulan atas penjelasan dari arenalomba tentang pengertian instrumen penelitian menurut para ahli, bentuk, dan contohnya. Semoga bermanfaat,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *