Pengumpulan Data Kualitataif

Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Diposting pada

Pengumpulan Data Kualitataif

Metode penelitian kualitatif memungkinkan kita untuk lebih memahami pengalaman dari sybjek yang kita teliti. Penelitian kualitatif membutuhkan data yang holistik, yang memungkinkan tema dan temuan muncul melalui analisis yang cermat. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data yang dipilih juga harus sesuai. Teknik yang paling umum digunakan dalam pengumpulan data kualitatif adalah wawancara, diskusi kelompok fokus, observasi dan analisis dokumen.

Menggabungkan dua atau lebih metode pengumpulan data, misalnya wawancara serta diskusi kelompok fokus bertujuan untuk ‘triangulasi data’ yang dapat meningkatkan kredibilitas penelitian. Terlepas dari metode pengumpulan data yang diterapkan, penting untuk menyimpan catatan harian selama penelitian, dengan refleksi pada proses (misalnya mengenai metode dan pemilihan subjek) dan peran dan pengaruh peneliti (refleksi peneliti). Artikel ini secara spesifik akan mengulas tentang teknik data kualitatif.

Pengumpulan Data Kualitatif

Pendekatan pengumpulan data untuk penelitian kualitatif biasanya melibatkan interaksi langsung dengan individu satu per satu atau interaksi langsung dengan individu dalam pengaturan grup. Metode pengumpulan data penelitian kualitatif memakan waktu, oleh karena itu data biasanya dikumpulkan dari sampel yang lebih kecil daripada yang digunakan untuk pendekatan kuantitatif. Hal inilah yang membuat penelitian kualitatif lebih mahal.

Akan tetapi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif memiliki informasi yang lebih kaya dan memiliki wawasan yang lebih mendalam ke dalam fenomena yang diteliti. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data kualitatif juga cukup beragam dan bervariasi.

Dalam penelitian ilmu sosial, beberapa teknik yang umum digunakan yaitu observasi, wawancara dan studi literatur atau studi pustaka. Ada pula teknik yang lebih kontemporer terutama yang sering dilakukan oleh etnografer meliputi hangout dan mingling.

Pengertian Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Teknik Pengumpulan data adalah suatu metode atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data. Teknik menunjukaan kata yang abstrak dan tidak dapat diwujudkan dalam betuk benda, tapi hanya bisa di lihat pemakaiannya melalui angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain sebagainya.

Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik pengumpulan data tergantung latar belakang dari masalah yang yang di teliti atau yang sedang dihadapi. Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal dan paling utama dalam proses suatu penelitian.

Teknik pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang paling tepat, agar data yang diperoleh adalah data yang benar-benar valid dan reliable. Sehingga tidak terjadi masalah nantinya dalam suatu penelitian.

Teknik pengumpulan data tergantung pada disiplin atau bidang, sifat dari informasi yang dicari, dan tujuan atau sasaran pengguna, metode pengumpulan data akan bervariasi. Pendekatan yang digunakan untuk menerapkan metode juga dapat bervariasi, disesuaikan untuk tujuan dan keadaan yang berlaku, tanpa mengorbankan integritas, akurasi dan keandalan data.

Pengumpulan data sangat sering terjadi dalam periode waktu tertentu dan analisis data kualitatif dipandang sebagai langkah selanjutnya dalam proses penelitian setelah semua data dikumpulkan dan ditranskrip.

Pengertian Teknik Pengumpulan Data  Menurut Para Ahli Kualitatif

Adapun definisi pengumpulan data menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;

  1. Sugiyono (2013:224)

Teknik pengumpulan data ialah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Macam Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Terdapat beberapa teknik pengumpulan data penelitian kualitatif, diantaranya yaitu:

  1. Observasi Kualitatif

Teknik observasi yang bersifat kualitatif merupakan salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang dianjurkan untuk mendapatkan data-data deskriptif. Observasi kualitatif adalah proses penelitian menggunakan metodologi subjektif untuk mengumpulkan informasi atau data.

Karena fokus pada pengamatan kualitatif adalah untuk menyamakan perbedaan kualitas, itu jauh lebih memakan waktu daripada pengamatan kuantitatif tetapi ukuran sampel yang digunakan jauh lebih kecil dan penelitiannya luas dan lebih personal.

Observasi kualitatif berhubungan dengan data yang dapat diamati dengan indra kita: penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. Hal-hal tersebut tidak melibatkan pengukuran atau angka. Misalnya, warna, bentuk, dan tekstur objek semuanya adalah pengamatan kualitatif.

Peneliti observasional kualitatif harus berusaha mempertahankan bias yang tidak menghakimi sepanjang penelitian dilakukan. Tujuan peneliti adalah untuk mengamati dan menggambarkan pola kelompok, persamaan, dan perbedaan saat terjadi.

Terdapat beberapa karakteristik observasi kualitataif, diantaranya yaitu:

  1. Pertanyaan Naturalistik

Penelitian observasional kualitatif bersifat naturalistik karena mempelajari kelompok dalam lingkungan alaminya.

  1. Analisis induktif

Karakteristik ini lazim dalam penelitian kualitatif karena memungkinkan peneliti untuk berada dalam kelompok. Peneliti memulai dengan jawaban, tetapi membentuk pertanyaan sepanjang proses penelitian. Hipotesis dan teori dapat terus berubah tergantung pada apa yang ingin diketahui peneliti pada saat pengamatan.

  1. Perspektif holistik

Patton menyatakan, “pendekatan holistik mengasumsikan bahwa keseluruhannya lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya” (hlm. 40). Dengan kata lain, hampir setiap tindakan atau komunikasi harus diambil sebagai bagian dari keseluruhan fenomena komunitas atau budaya tertentu.

Namun, karakteristik penelitian observasional kualitatif ini dapat mengganggu karena dapat mengarahkan peneliti untuk mengambil setiap tindakan kecil menjadi pertimbangan ketika menuliskan hasil penelitiannya.

  1. Kontak dan wawasan bersifat pribadi

Peneliti bertanggung jawab untuk menjadi bagian dari kelompok untuk mendapatkan studi yang lebih mendalam. Namun, peneliti juga harus sadar akan bias (baik dan buruk).

  1. Sistemnya bersifat dinamis

Penelitian observasional kualitatif tidak peduli dengan jawaban yang langsung, benar atau salah. Selain itu, perubahan dalam penelitian adalah hal yang umum karena peneliti tidak peduli dengan hanya menemukan satu jawaban.

  1. Orientasi huruf unik

Para peneliti harus ingat bahwa setiap penelitian adalah khusus dan layak mendapat perhatian yang mendalam. Ini sangat penting untuk memahami adanya perbedaan budaya.

  1. Konteks Sensitivitas

Peneliti harus menyadari variabel yang berbeda, seperti nilai dan keyakinan, yang mempengaruhi perilaku budaya.

  1. Netralitas Empati

Idealnya, peneliti tidak boleh menghakimi saat menyusun temuan. Karena netralitas yang sepenuhnya murni tidak mungkin dilakukan, karakteristik ini merupakan aspek kontroversial dari penelitian kualitatif. Sulit untuk bersikap tetap sepenuhnya netral.

  1. Desain fleksibel

Peneliti dapat terus melakukan penelitian tentang topik atau pertanyaan lain yang muncul dari penelitian awal.

  1. Data kualitatif

Ini adalah penjelasan mendetail tentang mengapa suatu budaya memang seperti itu. Triangulasi, atau penggunaan banyak metode pengumpulan data, seperti catatan lapangan, wawancara, dan data lain membantu menentukan fenomena budaya suatu kelompok.

  1. Wawancara Kualitatif

Dalam pengertian wawancara kualitatif, orang yang diwawancara diberi ruang untuk memperluas jawaban dan catatan mereka tentang pengalaman dan perasaan mereka. Wawancara kualitatif sering digunakan dalam cara eksploratori yang berusaha menyelidiki interpretasi subjektif dari fenomena sosial.

Teknik ini bertujuan untuk menginterpretasi dan memahami tentang bagaimana dan mengapa, bukan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tentang berapa banyak (Warren, 1988).

Dalam wawancara kualitatif, pengalaman responden memiliki beragam kualitas. Ini adalah metode penelitian yang berharga untuk mengeksplorasi “data tentang pemahaman, pendapat, apa yang orang ingat lakukan, sikap, perasaan dan sejenisnya, bahwa orang memiliki kesamaan” (Arksey dan Knight, 1999, p.2).

Wawancara kualitatif terkadang disebut wawancara intensif atau mendalam. Wawancara ini bersifat semistruktur; Peneliti memiliki topik khusus yang ingin didengarnya dari responden, tetapi pertanyaan-pertanyaan terbuka dan mungkin tidak ditanyakan dengan cara yang persis sama atau dalam urutan yang persis sama untuk masing-masing dan setiap responden.

Dalam wawancara mendalam, tujuan utamanya adalah untuk mendengar dari responden tentang apa yang menurut mereka penting tentang topik yang ada dan mendengarnya dengan kata-kata mereka sendiri. Pada bagian ini, peneliti akan melihat bagaimana melakukan wawancara yang secara khusus bersifat kualitatif, menganalisis data wawancara kualitatif, dan menggunakan beberapa kekuatan dan kelemahan dari metode ini.

Teknik pengumpulan data kualitatif deskriptif juga bisa dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Metode ini seringkali digunakan bersamaan dengan penggunaan metode observasi. Pertanyaan yang digunakan dalam wawancara merupakan merupakan pertanyaan terbuka, sehingga informan bisa menjawab dengan lebih komprehensif.

Melalui wawancara, peneliti bisa mendapatkan informasi primer dari informan dan dapat berinteraksi secara langsung dengan responden. Tapi, kelemahannya yaitu tingkat komprehensif pada hasilnya sangat bergantung dengan seberapa banyak kamu bisa menggali informasi dari informan.

  1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi atau disebut juga kajian dokumen adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Dalam hal ini, peneliti biasanya melakukan penelusuran data historis objek penelitian serta melihat sejauhmana proses yang berjalan telah terdokumentasikan dengan baik.

Ada dua jenis dokumen yang digunakan dalam studi dokumentasi yaitu:

  1. Dokumen primer, ialah dokumen yang ditulis langsung oleh orang yang mengalami peristiwa.
  2. Dokumen sekunder, ialah dokumen yang ditulis kembali oleh orang yang tidak langsung mengalami peristiwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari orang yang langsung mengalami peristiwa.

Studi dokumentasi tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya media untuk mendapatkan informasi, karena terdapat faktor bias antara data yang diperoleh dalam dokumen dengan kenyataan yang ada,  yang disebabkan oleh adanya fakta-fakta yang disembunyikan. Sehingga teknik ini biasanya didukung pula dengan wawancara ataupun dalam pengertian kuesioner.

  1. Focus Group Discussion

Focus Group Discussion adalah salah satu bentuk teknik wawancara kelompok yang dilakukan peneliti untuk memetakan masalah awal penelitian dan memahami fokus kelompok kecil yang sedang diteliti.

Focus Group Discussion atau diskusi kelompok terfokus digunakan untuk menghasilkan informasi tentang pandangan kolektif, dan makna yang ada di balik pandangan tersebut. Ini juga berguna dalam menghasilkan pemahaman yang lebih banyak tentang pengalaman dan keyakinan subjek penelitian.

Komposisi kelompok fokus membutuhkan perhatian besar untuk mendapatkan kualitas diskusi terbaik. Tidak ada solusi ‘terbaik’ untuk komposisi kelompok, dan campuran kelompok akan selalu berdampak pada data, menurut hal-hal seperti campuran usia, jenis kelamin dan status profesional sosial para peserta.

Yang penting adalah bahwa peneliti memberikan pertimbangan yang layak untuk dampak campuran kelompok (misalnya, bagaimana kelompok dapat berinteraksi satu sama lain) sebelum proses diskusi kelompok dilakukan.

Nah, teman-temen pembaca website ArenaLomba itulah tadi pengulasan secara lengkapnya mengenai pengertian teknik pengumpulan data kualitatif menurut para ahli, macam, dan contohnya. Semoga bahasan ini bisa memberikan wawasan kepada segenap pembaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *