Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM
Apa jadinya jika ayam-ayam petelur tidak lagi dikurung dalam kandang sempit yang membatasi ruang geraknya? Bagaimana jika mereka dibiarkan bebas berjalan, bertengger, dan bertelur sesuai dengan naluri alaminya? Itulah pertanyaan yang menjadi gagasan dasar dari program “Telur Sejahtera”, sebuah program inisiatif dan inovatif dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM). Melalui pendekatan sistem peternakan cage free atau bebas sangkar, program ini menawarkan alternatif yang lebih ramah hewan sekaligus berkelanjutan.
Dalam episode Kalcersok kali ini, tim berkesempatan mengunjungi langsung peternakan tersebut untuk menyaksikan secara nyata bagaimana konsep ini diterapkan di lapangan. Dipandu oleh Dr. Muhsin, Kepala Pusat Pengembangan Ternak UGM, tim menelusuri lorong-lorong kandang yang luas dan sejuk. Di tempat tersebut, ribuan ayam dipelihara tanpa sekat kandang seperti dalam sistem konvensional. Suasana kandang yang terbuka membuat ayam-ayam tampak sehat, aktif, dan tetap produktif, bebas berjalan, bertengger, dan bertelur sesuai naluri alaminya.
Menariknya, konsep peternakan ayam bebas sangkar ini tidak hanya diterapkan dalam skala besar. Berkat kerja sama dengan berbagai mitra lokal, sistem ini kini menyebar ke masyarakat luas. Mulai dari Kelompok Wanita Tani, pemuda desa, hingga keluarga dengan lahan pekarangan terbatas, semua bisa mempraktikkannya. Bahkan, cukup memelihara dua hingga tiga ekor ayam saja sudah dapat mencukupi kebutuhan telur sehari-hari.
Dr. Muhsin juga menjelaskan bahwa sistem ini tidak hanya menyejahterakan ayam, tetapi juga menawarkan peluang nyata untuk mewujudkan ketahanan pangan keluarga. Dengan memanfaatkan limbah dapur dan maggot sebagai pakan tambahan, beternak ayam bebas sangkar menjadi lebih efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan. Ayam yang hidup bahagia dan bebas sesuai perilaku alaminya terbukti mampu menghasilkan telur berkualitas tinggi yang aman untuk dikonsumsi. Temukan lebih lanjut dalam episode Kalcersok terbaru, dan saksikan bagaimana sistem ini dapat mengubah cara pandang terhadap peternakan modern dan membuka jalan menuju kemandirian pangan keluarga.
Dalam episode Kalcersok kali ini, tim berkesempatan mengunjungi langsung peternakan tersebut untuk menyaksikan secara nyata bagaimana konsep ini diterapkan di lapangan. Dipandu oleh Dr. Muhsin, Kepala Pusat Pengembangan Ternak UGM, tim menelusuri lorong-lorong kandang yang luas dan sejuk. Di tempat tersebut, ribuan ayam dipelihara tanpa sekat kandang seperti dalam sistem konvensional. Suasana kandang yang terbuka membuat ayam-ayam tampak sehat, aktif, dan tetap produktif, bebas berjalan, bertengger, dan bertelur sesuai naluri alaminya.
Menariknya, konsep peternakan ayam bebas sangkar ini tidak hanya diterapkan dalam skala besar. Berkat kerja sama dengan berbagai mitra lokal, sistem ini kini menyebar ke masyarakat luas. Mulai dari Kelompok Wanita Tani, pemuda desa, hingga keluarga dengan lahan pekarangan terbatas, semua bisa mempraktikkannya. Bahkan, cukup memelihara dua hingga tiga ekor ayam saja sudah dapat mencukupi kebutuhan telur sehari-hari.
Dr. Muhsin juga menjelaskan bahwa sistem ini tidak hanya menyejahterakan ayam, tetapi juga menawarkan peluang nyata untuk mewujudkan ketahanan pangan keluarga. Dengan memanfaatkan limbah dapur dan maggot sebagai pakan tambahan, beternak ayam bebas sangkar menjadi lebih efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan. Ayam yang hidup bahagia dan bebas sesuai perilaku alaminya terbukti mampu menghasilkan telur berkualitas tinggi yang aman untuk dikonsumsi. Temukan lebih lanjut dalam episode Kalcersok terbaru, dan saksikan bagaimana sistem ini dapat mengubah cara pandang terhadap peternakan modern dan membuka jalan menuju kemandirian pangan keluarga.
