Cerpen kerpkali dijadikan lomba dengan pemaknaan sebagai bagian dari prosa fiksi yang biasanya berfokus pada insiden yang berdiri sendiri atau serangkaian insiden terkait, dengan maksud membangkitkan “efek tunggal” atau suasana hati, namun ada banyak pengecualian untuk hal ini. Cerpen memanfaatkan plot, resonansi, dan komponen dinamis lainnya seperti dalam novel, tetapi biasanya pada tingkat yang lebih rendah.
Penulis cerita pendek dapat mendefinisikan karya mereka sebagai bagian dari ekspresi artistik dan bentuk kepribadian. Cerpen memiliki akar yang dalam dan kekuatan fiksi pendek telah diakui dalam masyarakat modern selama ratusan tahun.
Bentuk singkat itu, menurut akal, lebih alami bagi kita daripada bentuk yang lebih panjang. Jumlah kata yang digunakan dalam cerpen biasanya berkisar antara 1.000 hingga 4.000, namun beberapa mencapai 20.000 kata dan masih digolongkan sebagai cerita pendek. Cerita dengan jumlah kata kurang dari 1.000 kadang-kadang disebut sebagai “fiksi kilat“. Untuk memperjelas pemahaman kita tentang cerpen, artikel ini akan mengulas tentang pengertian cerpen, ciri-ciri, unsur, struktur, dan fungsinya.
Cerpen
Cerita pendek biasanya berkaitan dengan efek tunggal yang disampaikan hanya dalam satu atau beberapa episode atau adegan yang signifikan. Bentuk ini mendorong pengaturan yang ekonomis, narasi singkat, dan penghapusan plot yang rumit; karakter diungkapkan dalam aksi dan pertemuan dramatis tetapi jarang sepenuhnya dikembangkan.
Cerita pendek adalah karya fiksi prosa yang panjangnya lebih pendek dari sebuah novel. Edgar Allan Poe, dalam esainya “The Philosophy of Composition” mengatakan bahwa sebuah cerita pendek harus dibaca dalam sekali duduk di mana saja dari setengah jam hingga dua jam. Dalam fiksi kontemporer, cerpen dapat berkisar dari 1.000 hingga 20.000 kata.
Karena panjangnya lebih pendek, cerita pendek biasanya berfokus pada satu plot, satu karakter utama (dengan beberapa tambahan karakter minor), dan satu tema sentral, sedangkan novel dapat terdiri atas beberapa plot dan tema, dengan berbagai karakter yang menonjol.
Cerpen juga lebih banyak bereksperimen-yaitu, menggunakan gaya prosa yang tidak umum atau perangkat sastra untuk menceritakan sebuah kisah. Gaya atau perangkat yang tidak biasa seperti itu mungkin membosankan jika diterapkan dalam sebuah novel, tetapi hal tersebut dapat diterapkan dengan baik dalam sebuah cerita pendek.
Pengertian Cerpen
Cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif, yang cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella dan novel.
Cerpen adalah salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya melalui tulisan yang pendek dan singkat. Atau dapat dikatakan bahwa cerpen yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi tentang kehidupan seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berfokus pada suatu tokoh saja.
Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli
Adapun pengertian cerpen menurut para ahli, antara lain:
B. Jassin
Cerita pendek adalah sebuah cerita pendek yang harus mempunyai bagian yang paling penting dari pendahuluan dan penyelesaian sengketa.
A. Bakar Hamid
Cerpen seharusnya dilihat dari jumlah, kuantitas kata yang digunakan antara 500 hingga 20.000 kata adanya plot, adanya satu karakter dan adanya kesan.
J.S Badudu
Cerpen adalah cerita yang menjurus dan kosentrasi yang berpusat pada satu peristiwa yaitu peristiwa yang menumbuhkan peristiwa itu sendiri.
Ciri-ciri Cerpen
Dalam proses menulis cerpen setidaknya memiliki karakteristik yang membedakannya dengan karya sastra lainnya, ciri-ciri tersebut antara lain:
Jalan ceritanya pendek
Cerpen mempunyai jalan cerita yang pendek dan singkat. Sebuah cerita pendek harus lebih pendek daripada novel yang menyajikan cerita lebih panjang dan lebih detail. Panjang cerpen pada umumnya antara 3 sampai 10 halaman buku.
Maksimal 10 ribu kata
Meskipun tidak ada aturan pasti terkait jumlah kata yang digunakan dalam cerpen, namun pada umumnya cerpen tidak boleh lebih dari 10.000 kata. Hal tersebut kemudian banyak diakui sebagai salah satu karakteristik cerpen, yaitu sebuah cerpen harus memiliki jumlah kata di bawah 10 ribu kata.
Bersifat fiktif
Cerpen bersifat fiktif. Cerita yang disajikan merupakan buah pemikiran dari penulis, bisa dari imajinasi atau pengalaman, tapi semuanya bersifat fiktif atau tidak terjadi pada kehidupan di nyata.
Hanya mempunyai 1 alur cerita
Cerpen hanya mempunyai alur tunggal, aArtinya plot cerita pada cerpen hanya mempunyai 1 alur cerita saja. Tidak terdapat sub-plot atau alur cerita lain yang ada pada cerpen. Hanya 1 alur berupa masalah dan penyelasaiannya di akhir cerita.
Ceritanya tentang kehidupan sehari-hari
Pada umumnya isi cerpen menceritakan tentang kehidupan sehari-hari. Penggambaran ceritanya pun mempunyai setting yang cukup familiar dengan pembacanya yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang dijalani tanpa unsur-unsur fantasi lainnya.
Dapat selesai dibaca sekali duduk
Pada umumnya cerpen dapat dibaca dalam waktu singkat atau tidak membutuhkan waktu lama untuk membaca keseluruhan isi cerita cerpen seperti novel. Membaca cerpen dapat diselesaikan dengan sekali duduk.
Alur ceritanya lurus
Cerpen memiliki alur yang lurus. Selain alur ceritanya yang hanya tunggal, alur pada cerpen bersifat lurus atau maju sesuai kronologi waktu.
Penokohan cerita sangat sederhana
Penokohan dalam cerpen sangat sederhana, atau tidak mendalam serta singkat. Hal tersebut berbeda dengan novel atau karangan lain yang penokohan satu tokoh sangat detail dan mendalam.
Tidak menggambarkan semua kisah tokohnya
Cerpen tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, karena dalam cerpen yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja. Tokoh utamalah yang diberi penokohan dan menjadi fokus cerita.
Terdapat masalah atau konflik dan penyelesainnya
Cerpen mempunyai suatu masalah atau konflik yang dihadapi oleh tokoh utama cerpen. Hal itulah yang menjadi plot dasar yang selalu ada pada tiap cerpen. Pada bagian akhir akan dijelaskan tahap penyelesaian masalah atau konflik tersebut.
Menggunakan kata yang sederhana
Cerpen menggunakan kata yang sederhana dan ekonomis. Hal tersebut berbeda dengan penggunaan kata pada puisi yang cenderung menonjolkan diksi dan estetika. Diksi cenderung simpel sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau orang awam.
Memiliki pesan atau amanat
Sebuah cerpen memiliki sebuah intisari yang berupa pesan atau amanat yang bisa diambil. Pesan ini tidak tersurat secara jelas, tapi hanya tersirat. Pembaca dapat mengambil hikmah dan kesan dari isi cerita.
Meninggalkan kesan bagi pembacanya
Cerpen seringkali meninggalkan kesan yang mendalam bagi pembacanya. Kesan tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita yang ada pada cerpen tersebut.
Unsur-unsur Cerpen
Cerpen mempunyai dua unsur utama, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut penjelasan masing-masing unsur tersebut.
Unsur Intrinsik
Yaitu unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Unsur intrinsik terdiri atas:
Tema
Tema yaitu pokok atau gagasan utama sebuah cerpen.
Tokoh dan penokohan
Tokoh yaitu pelaku dalam sebuah cerita. Dalam penokohan dituliskan tokoh beserta watak dari tokoh tersebut. Ada tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang melakukan interaksi secara langsung atau terlibat dalam konflik, sedangkan tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya diungkapkan dalam cerpen tanpa adanya interaksi yang dilakukan tokoh atau tokoh yang tidak terlibat dalam konflik.
Latar
Latar cerpen dapat dibedakan menjadi latar tempat (yang menjelaskan di mana terjadinya peristiwa dalam cerpen), latar waktu (yang menjelaskan kapan terjadinya suatu peristiwa dalam cerpen), dan latar suasana (yang menggambarkan suasana dalam sebuah cerpen).
Alur atau plot
Alur atau plot merupakan rangkaian kronologi peristiwa. Alur dapat dibedakan menjadi:
- Alur maju, yaitu cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari awal sampai akhir.
- Alur mundur, yaitu cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari akhir cerita ke awal cerita. Alur mundur ini disebut juga dengan istilah kilas balik.
- Alur campuran, yaitu alur cerpen yang merupakan gabungan antara alur maju dan alur mundur
Sudut pandang
Sudut pandang merupakan pandangan pengarang terhadap cerpen, bisa sebagai pengarang orang pertama atau orang ketiga.
- Sudut pandang orang pertama, yaitu pengarang terlibat langsung atau orang pertama dalam cerita yang ditandai dengan penggunaan kata ganti orang aku, saya, dan sebagainya.
- Sudut pandang orang ketiga, yaitu pengarang tidak terlibat secara langsung dalam cerita, hal ini ditandai dengan penggunaan kata ganti orang seperti dia, mereka, dan sebagainya atau menggunakan nama tokoh. Sudut pandang orang ketiga dapat dibagi menjadi orang ketiga terarah dan orang ketiga serba tahu.
Amanat
Amanat adalah pesan moral yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui cerpen.
Gaya bahasa
Gaya bahasa mempunyai fungsi untuk memberikan kesan yang lebih menarik dengan menggunakan majas.
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Yaitu unsur yang membentuk cerpen dari luar, yang tidak terlepas dari keadaan masyarakat saat dimana cerpen tersebut dibuat oleh pengarang. Unsur ekstrinsik cerpen terdiri atas:
Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat yaitu faktor lingkungan masyarakat sekitar yang mempengaruhi penulis dalam membuat cerpen tersebut. Faktor yang dapat mempengaruhi pengarang diantaranya yaitu ideologi negara, kondisi politik, sosial masyarakat, sampai dengan kondisi ekonomi pada masyarakat itu sendiri.
Latar Belakang Pengarang
Latar belakang pengarang merupakan pemahaman pengarang terhadap sejarah hidup serta sejarah hasil karangan yang telah dibuat sebelumnya. Latar belakang pengarang dipengaruhi oleh faktor biografi (riwayat hidup pengarang), kondisi psikologis (kondisi mood ketika pengarang menulis kisah cerita tersebut, aliran sastra (aliran sastra tertentu yang diikuti pengarang yang mempengaruhi gaya penulisannya).
Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen
Terdapat beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen. Nilai-nilai tersebut yaitu Nilai Agama, Nilai Sosial, Nilai Moral, dan Nilai Budaya.
Struktur Cerpen
Cerpen memilki struktur yang terdiri atas beberapa hal, antara lain:
Abstrak
Abstrak yaitu ringkasan atau inti dari cerpen yang akan dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak memiliki sifat yang opsional, dengan kata lain bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur abstrak tersebut. Baca juga; Cara Menulis Abstrak
Orientasi
Orientasi yaitu berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
Komplikasi
Komplikasi yaitu berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada struktur ini, biasanya ditampilkan karakter ataupun watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.
Evaluasi
Evaluasi cerpen merupakan struktur konflik yang terjadi dalam cerpen dan mengarah pada klimaks serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.
Resolusi
Pada bagian ini, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh.
Koda
Pada bagian ini, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita pendek tersebut oleh pembacanya.
Fungsi Cerpen
Tujuan membaca cerita pendek sama halnya dengan membaca cerita panjang yaitu belajar, mencari hiburan atau pencerahan, dan menghargai karya sastra demi dirinya sendiri. Secara garis besar fungsi cerpen dapat ditinjau dari segi bacaan dan juga tulisannya.
Fungsi dari segi bacaan yaitu:
- Menyediakan pengalaman sastra yang unik melalui membaca dengan genre artistik tertentu;
- Menyediakan fondasi bagi pembaca untuk terus membaca bentuk-bentuk sastra imajinatif yang lebih kompleks seperti novel, drama, dan puisi;
- Menyediakan jalan untuk memahami pengalaman manusia dan membawa wawasan yang kaya kepada diri sendiri dan kepada orang lain yang memiliki kontribusi khusus seni untuk peradaban. Sedangkan fungsi dari segi tulisan yaitu melalui penilaian terhadap cerpen, para pembaca belajar untuk menulis secara kritis tentang genre sastra lainnya.
Sebuah cerpen memiliki fungsi sastra yang terbagi menjadi lima golongan yaitu :
- Fungsi rekreatif (memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat atau pembacanya).
- Fungsi didaktif (mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya).
- Fungsi estetis (memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya).
- Fungsi moralitas (mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinaya).
- Fungsi relegiusitas (mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya atau pembacanya).
Itulah tadi penjelasan dari arenalomba tentang materi pengertian cerpen menurut para ahli, ciri-ciri, unsur, struktur, dan fungsinya. Semoga saja ya, adanya tulisan dari kami ini bisa memberikan referensi serta pengetahuan bagi pembaca sekalian. Amin